Akik darah alias Nagasui mulia jenis cempaka madu dan lavender asal Aceh Jaya, jadi incaran para pencinta cincin giok di Kota Banda Aceh. Seperti dikatakan Julianto yang ditemui komplek Mesjid Raya Baiturahman kota setempat.
“kebanyakan dari pembeli, dijadikan sebagai oleh-oleh untuk para kerabat, atau keluarga sebagai kenang-kenangan dari Aceh,” kata Julianto, pedagang Akik darah alias Nagasui Akik darah alias Nagasui asal Kedah Banda Aceh, Kamis (4/12/2014).
Jenis cempaka madu satu cincin dihargai Rp300 Ribu, sementara Lavender dijual dengan harga paling rendah Rp 350 ribu sudah siap pakai.
Sementara itu, salah seorang pembeli Naria Ison, mengatakan Akik darah alias Nagasui cincin asalah Aceh mempunyai daya tarik tersendiri bagi warga yang berdomilisi diluar aceh.
“saya tertarik dengan bantu cincin Aceh dan banyak orang kampung pesan,” jelas warga asal lampung ini.
Sementara itu salah seorang warga Asing asal Australia juga mengaku sangat tertarik dengan Akik darah alias Nagasui cincin asal Aceh Jaya ini. “Lavender banyak disukai oleh wanita karena warnanya bagus,” kata Greg Roberts saat berkunjung ke Aceh Jaya kemarin.
Sebelumnya Wakil Bupati Aceh Jaya, Tgk. Maulidi memberikan hadiah kepada Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto berupa Akik darah alias Nagasui Lavender kualitas terbaik Aceh Jaya.
Mengutip beberapa sumber, Akik darah alias Nagasui lavender banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia dan masuk dalam jenis Akik darah alias Nagasui Chalcedony dengan banyak macam warna. sedangkan untuk jenis lavender ciri khas ungu, namun masing-masing daerah punya ciri khas tersendiri baik pada kristal Akik darah alias Nagasui atau warnanya, misalnya warna lebih tua atau lebih muda.
Namun secara umum ciri Akik darah alias Nagasui lavender berwarna ungu dan masuk dalam kelompok Akik darah alias Nagasuian Chalcedony atau jenis Akik darah alias Nagasui Akik darah alias Nagasui dengan kristal yang tidak bening.
Jenis Akik darah alias Nagasui chalcedony banyak disukai penghobi karena memiliki beragam waarna mulai dari warna lavender, merah, cempaka madu (kuning kemerahan) hijau atau warna lain yang lebih menarik.
Khasiat Akik darah alias Nagasui Lavender
Akik darah alias Nagasui akaik termasuk jenis Akik darah alias Nagasui ini diyakini sebagian orang memiliki energi alam yang bermanfaat untuk penyembuhan terutama yang berhubungan dengan sirkulasi darah. Sehingga banyak pengobatan alternatif memanfaat kan jenis Akik darah alias Nagasui Akik darah alias Nagasui sebagai media terapi pengobatan.
Salah satu khasiat Akik darah alias Nagasui lavender, terutama bagi mereka yang percaya diantaranya :
Untuk membangkaitkan aura positif dalam tubuh
Memperlancar peredaran darah
Keharmonisan dan ketenangan
Menjernihkan pikiran
Meredam amarah, kesabaran dan ketentraman
Namun terlepas dari kepercayaan sebagian orang terhadap khasiat Akik darah alias Nagasui Akik darah alias Nagasui, Belakangan ini mengenakan Akik darah alias Nagasui cincin Akik darah alias Nagasui telah menjadi tren di berbagai kalangan, mulai dari orang tua sampai anak muda.
Inilah Cara Masyarakat Menjaga Alam dalam Penambangan Akik darah alias Nagasui Mulia di Lengkiti, OKU
Wilayah kecamatan Lengkiti di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan terkenal dengan Akik darah alias Nagasui mulia alamnya yang disebut Blue Sky. Masyarakat lokal mengenal pula dengan nama “Akik darah alias Nagasui Spiritus” lantaran warnanya biru seperti spiritus, yang biasa digunakan untuk lampu api.
Menariknya untuk menghindari dampak kerusakan lingkungan yang besar, meski penambangan Akik darah alias Nagasui alam tersebut dilakukan bukan hanya oleh masyarakat setempat, masyarakat menolak untuk menjual lahan kepada para pengusaha. Selain itu dalam menambang dilarang menggunakan alat berat.
“Kami hanya menyewakan lahan kepada para pengusaha dengan batas waktu sewa selama enam bulan. Selain itu dilarang menggunakan alat berat dalam menggali. Lubang-lubang bekas galian yang dilakukan menggunakan cangkul, linggis, maupun skop, harus ditutup kembali jika selesai ditambang,” jelas Hendra A. Setyawan, ketua Asosiasi Gemslover Indonesia (AGI), ketika dihubungi oleh Mongabay Indonesia.
Langkah ini, kata Hendra yang juga Ketua Jejak Indonesia—sebuah lembaga peduli lingkungan hidup di OKU—sebagai upaya menjaga lingkungan di Kecamatan Lengkiti yang merupakan hutan, perkebunan kopi dan karet. Artinya, lokasi penambangan tersebut berada di tengah perkebunan atau di dalam hutan yang merupakan milik masyarakat.
Tanah yang disewakan ukurannya tidak lebih dari satu kavling (10 kali 15 meter) persegi. Nilai sewanya Rp10 juta untuk enam bulan. “Meskipun sebagian tanah belum di tambang, jika sudah masuk enam bulan, tanah dikuasai kembali oleh pemiliknya. Jika si pengusaha tidak menimbun lobang bekas galian, akan dituntut agar menimbunnya. Jika pengusaha pergi saja, ya susah dia kalau mau sewa (tanah) lagi di sana.”
Dengan pola ini, jelas Hendra, kehidupan ekonomi masyarakat dan lingkungan di sana terjaga baik. Masyarakat juga memperoleh manfaat selain hasil kebun, yaitu menyewakan tanah juga memburu Akik darah alias Nagasui. Lingkungan pun terus terjaga.
Bongkahan Akik darah alias Nagasui Blue Sky sebelum diolah. Foto Taufik Wijaya
Bongkahan Akik darah alias Nagasui Blue Sky sebelum diolah. Foto Taufik Wijaya
Diburu Penggemar Akik darah alias Nagasui Dunia
Akik darah alias Nagasui Blue Sky kali pertama ditemukan seorang perngrajin Akik darah alias Nagasui cincin Wak Jai pada tahun 1975 di Desa Simpang Empat, Kecamatan Lengkiti. Tepatnya di tepi Sungai Lengkiti. Wak Jai mengelola Akik darah alias Nagasui ini sebagai Akik darah alias Nagasui hiasan cincin. Lantaran diolah secara tradisional, produksi Akik darah alias Nagasui ini terbatas, sehingga penyebarannya berjalan lamban. Dalam satu bulan, Akik darah alias Nagasui cincin yang diolah berkisar 4-5 buah.
Akik darah alias Nagasui ini kemudian memiliki penggemarnya. Mengimbangi Akik darah alias Nagasui mulia lainnya yang sering digunakan sebagai Akik darah alias Nagasui cincin yang ditemukan di OKU, seperti Akik darah alias Nagasui Sunkis, Akik darah alias Nagasui Darah, Anggur, Teratai, dan Pancawarna. Sehingga tidak hanya Wak Jai yang mencari Blue Sky, termasuk para pengrajin Akik darah alias Nagasui lainnya.
Seiring waktu, Akik darah alias Nagasui yang masuk kelas Chalcedony ini mendapatkan penggemarnya dari berbagai lapisan masyarakat di Indonesia maupun international. Misalnya dari penggemar Akik darah alias Nagasui dari Taiwan, Jepang dan Tiongkok.
Meskipun tidak masuk dalam 10 besar Akik darah alias Nagasui mulia yang terkenal di dunia, tapi skala mosh Blue Sky mencapai angka 7, melebihi Akik darah alias Nagasui Kalimaya dan Kecubung. Skala mosh merupakan ukuran kekerasannya yang menentukan pengkristalan sebuah Akik darah alias Nagasui mulia. Adapun Akik darah alias Nagasui mulia yang paling terkenal di dunia yakni Berlian, Saphire, Ruby, Zamrud, Topaz, Kecubung, dan Kalimaya.
“Belum begitu terkenal di dunia karena baru ditemukan,” kata Hendra.
Meskipun begitu, pasaran Blue Sky di dunia kian meningkat harganya. Dalam sebuah pelelangan sebuah Akik darah alias Nagasui Blue Sky dengan ukuran 30 mm x 20 mm x 15 mm dihargai 220 juta rupiah.
Tapi tidak semua Akik darah alias Nagasui yang ditambang masyarakat dalam kualitas Blue Sky. Banyak Akik darah alias Nagasui yang ditemukan kualitasnya lebih rendah, sehingga dikenal sebagai biru tinta, biru blau dan lavender.
“Tidak setiap penggalian mendapatkan Blue Sky dalam kualitas terbaik. Kualitas terbaik misalnya berwarna seperti langit, dan tidak ada garis di dalamnya. Benar-benar biru bening,” kata Hendra. “Meskipun begitu setiap Akik darah alias Nagasui biru yang ditemukan tetap memiliki harga. Harga terendah dengan ukuran standard untuk cincin berkisar 150 ribu rupiah per buah.”
Mengapa Akik darah alias Nagasui Blue Sky saat ini sangat digemari? Ternyata selain memiliki skala mosh mencapai 7 yang dapat disejajarkan sebagai Akik darah alias Nagasui mulia lainnya, juga secara metafisik dipercaya Blue Sky juga memberikan pengaruh yang positif bagi manusia.
“Pengaruhnya menumbuhkan kebijaksanaan, mengembangkan intuisi, memperkuat mata dan telinga, memperkuat daya ingat, serta meningkatan kepekaan supranatural,” kata Hendra.
Dalam memburu Blue Sky menggali hingga empat meter. Kearifannya, setelah tidak ditambang lubang ini ditutup kembali. Foto Taufik Wijaya
Dalam memburu Blue Sky menggali hingga empat meter. Kearifannya, setelah tidak ditambang lubang ini ditutup kembali. Foto Taufik Wijaya
Menjaga Lengkiti
Kecamatan Lengkiti merupakan wilayah terluas di Kabupaten OKU, luasnya mencapai 481 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 32 ribu. Mayoritas bersuku Daya, dan sebagian Ogan, Komering, Lampung dan Jawa. Saat ini sebagian besar masyarakat berkebun karet dan kopi. Dulunya, daerah ini terkenal sebagai sentra getah damar, kopi, rotan, serta buahan hutan seperti duku, durian, rambutan, dan manggis.
Selain itu Kecamatan Lengkiti juga masuk dalam kawasan rawan bencana yang perlu dilindungi baik karena becana tanah longsor maupun gempa bumi. Lengkiti masuk kawasan perlindungan dari gempa bumi, karena daerah ini masuk wilayah Bukitbarisan yang sering terjadi gempa vulkanik. Selain Lengkiti ancaman gempa bumi di Kecamatan Ulu Ogan, Pengandonan, Buay Rayap, dan Muara Jaya. Selain itu sebagian Kecamatan Lengkiti merupakan bagian dari Kawasan Suaka Alam dan Marga Satwa.
“Suku asli di Lengkiti yakni suku Daya sudah berabad-abad mengelola hutan di sana, jangan sampai rencana penunjukan atau penetapan kawasan tersebut membuat akses mereka menjadi tertutup, sehingga menimbulkan konflik, dan merusak lingkungan hidup,” tutur Hendra mengakhiri penjelasan.
Mengenal Batu Akik darah alias Nagasui Merah Delima
Pernah mendengar nama batu delima atau merah delima? Meski warnanya ada yang ungu dan kecokelatan, umumnya batu Akik darah alias Nagasui ini berwarna merah. Sehingga nama merah delima pun melekat padanya.
Sama seperti batu Akik darah alias Nagasui lainnya, batu merah delima merupakan sejenis mineral silikat. Nama lainnya adalah rubi dan termasuk salah satu jenis dari bebatuan mulia.
Warna yang terdapat dalam batu umumnya bervariasi, mulai dari merah muda hingga merah darah yang disebabkan oleh adanya kandungan kromium. Nama merah delima sendiri diambil dari nama buah delima yang biji-bijinya berwarna merah bening berkilau.
Jenis batu ini termasuk salah satu dari empat batu berharga yang sejajar dengan batu safir, zamrud dan intan. Tingkat kekerasannya mencapai 9.0 skala Mohs, berada setingkat di bawah intan yang memiliki tingkat kekerasan 10.0 Mohs.
Batu ini juga memiliki struktur kristal dan bisa memberikan efek prisma jika terpapar cahaya matahari. Inilah yang membuat rubi atau batu Akik darah alias Nagasui lainnya tampak berkilau jika terpapar cahaya dan membuatnya tampak mewah.
Warna merah yang terdapat dalam batu ini menjadi penentu dari harga jualnya. Semakin berkilau warnanya maka semakin mahal pula harganya. Selain itu, kejernihan batu juga menjadi penanda tingginya harga rubi di pasaran.
Batu Ruby banyak ditemukan di Burma, India dan afrika. Sedangkan diIndonesia tidak ada ditemukan batu merah delima atau ruby. Batu rubi asli sangat jarang, yang banyak beredar adalah rubi sintetis yang dibuat pabrik.[]


Tidak ada komentar:
Posting Komentar